Sebelumnya saya mohon maaf apabila anda tidak dapat mengcopy isi tulisan dari halaman ini.
Hal ini demi menjaga keotentikan isi tulisan, terima kasih.


Semoga blog ini bermanfaat untuk kita semua :)

Senin, 09 Januari 2012

Ragam Inovasi Teknologi Di Bidang Pertanian


Sebagaimana yang telah kita ketaui bahwa  ekspektasi masyarakat terhadap sektor pertanian sebagai landasan pemulihan perekonomian sangat besar, terutama sejak krisis melanda Indonesia. Sektor pertanian jelas tidak dapat berdiri sendiri, apalagi harus dijadikan beban ekonomi-politik bagi sektor nonpertanian.  Maka dari itu perlu adanya teknologi yang dimanfaatkan dalam bidang pertanian.

Ragam Inovasi  teknologi dalam bidang produksi pertanian sering dikaitkan dengan dua jenis teknologi yaitu: teknologi mekanisme untuk “menghemat tenaga kerja” dan teknologi biologis dan kimiawai untuk “ mengemat tanah”. Teknologi mekanis sengaja dirancang untuk mensubstitusi (menggganti) faktor produksi tenaga kerja dengan mesin. Sedangkan teknologi bilogis dan kimiawi tercipta dan tersebar luas untuk mengganti kelangkaan sumber daya lahan dengan pupuk dan benih unggul.
Contoh negara yang menggunakan teknologi mekanis adalah Amerikaa Serikat. Negara ini lebih berfokus pada teknologi mekanis karena memang persediaan tenaga kerja disektor pertaniannya lebih sedikit sedangkan lahan pertaniannya sangat luas.
picture from: http://www.foreignpolicy.com/files/fp_uploaded_images/100420_93050211.jpg
Sedangkan contoh negara yang menggunakan teknologi biologis dan kimiawi adalah Jepang. Di negara Jepang lahan pertanian sudah sangat sempit sekali, sehingga teknologi biologis dan kimiawi dianggap sebagai suatu kekuatan ajaib yang mampu melonjakan produksi pertanian di negara tersebut.
picture from: http://deadcity.ca/press/wp-content/uploads/2011/02/design-concept-of-vertical-farming_5810.jpg

Perkembangan teknologi bilogis dan kimiawi biasanya diiringi dengan:
  1. Pengembangan sumber daya lahan dan air agar sesuai dan cocok untuk pertumbuhan tanaman,
  2. Modifikasi sumber daya dengan jalan peaahan unsur hara organik dan anorganik utuk melindungi tanaman dari serangan hama dan penyaki,  
  3. Seleksi varietas tanaman yang mampu beradaptasi dengan kondisi yang masih dalam pengawasan manusia.
Bagaimana kalau kita lihat negara indonesia? Negara subur dan makmur ini mengapa dalam bidang produksinya masih kalah dengan negara-negara yang sebenarnya potensi sumber daya alamnya masih kalah dengan kita. Untuk mengatasi persoalan tersebut ada baiknya di negara kita di tingkatkan  mengenai pemberdayaan tentang teknologi pertanian serta pemberdayaan posisi petani.
Untuk dapat menjangkau petani kita yang notabane hidupnya dalam keterbatasan, heterogen dan sensitif terhadap risiko kegagalan, hal tersebut perlu di putar balikan. Misalnya dalam menentukan prioritas penelitian, petanilah yang berhak menentukan prioritas penelitian, bukan hanya orang-orang yang dianggap pintar seperti ilmuan.

Terima kasih telah membaca :)
Semoga bermanfaat..
Kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan oleh penulis
Note: sebagian di kuitip dari buku Spektrum Kebijakan Pertanian Indonesia, Bustanul arifin

2 komentar:

IMM FP UMY mengatakan...

sebuah tulisan yang bagus, anda dapat meletakkan posisi petani pada tingkatan yang seharusnya diperoleh sejak dulu, anda dapat mengaitkan antara teknologi dan pertanian. hanya saja, kutipannya jangan terlalu banyak ya,,,, :)

ihsan mengatakan...

Terima kasih atas komentarnya :)
Iya mas, itu juga cuma 2 sampai 3 kalimat saja yang di kutip secara langsung dari buku, sisanya memakai kata-kata sendiri :)

Posting Komentar